Senin, 07 Mei 2012

Herbivora atau Karnivora


Herbivora atau Karnivora
(Menyelamatkan Bumi) 
nimals.timduru.org
Manusia seringkali diklasifikasikan sebagai omnivora. Namun klasifikasi ini hanya merupakan hasil “observasi” (pengamatan) bahwa manusia pada umumnya memakan bermacam-macam jenis makanan dari hewan maupun tumbuhan. Tetapi bservasi bukanlah cara yang obyektif dan akurat untuk menentukan jenis diet  yang cocok untuk manusia. Cara yang lebih obyektif dan akurat adalah dengan meneliti anatomi dan ciri fisiologis manusia:


GIGI
Kita memang mempunyai taring, tetapi sebutan “taring” sebenarnya terlalu dipaksakan bila kita membandingkannya dengan apa yang disebut “taring” pada karnivora. Bila Anda cermati, seekor karnivora memiliki gigi taring yang sangat besar, tajam, dan mengarah ke depan untuk mencengkeram dan mengoyak daging mangsanya. Gigi taring kita begitu pendek dan tumpul, sama sekali tidak cocok untuk mengoyak daging.


MULUT
Rahang hewan pemakan daging dapat membuka sangat lebar, tetapi memiliki gerak menyamping yang sangat minim, sehingga memberi mereka stabilitas gigitan yang kuat. Sebaliknya, manusia dan herbivora memiliki rahang yang membuka tidak terlalu lebar, tetapi dapat bergerak ke depan-belakang, maupun ke kanan-kiri yang berguna untuk menggiling makanan dengan gigi geraham kita yang rata. Mekanisme ini pula yang dapat Anda temukan pada hewan pemamah biak seperti sapi yang juga mengunyah makanannya. Seekor karnivora tidak membutuhkan mekanisme mengunyah tersebut karena mereka langsung menelan daging yang mereka makan. Tentu terbayang oleh Anda bagaimana sulitnya menelan daging bulat-bulat bagi kita manusia.
Manusia dan herbivora juga mempunyai air liur yang mengandung enzim pencernaan untuk membantu proses prapencernaan tumbuh-tumbuhan. Enzim  ini tidak ditemukan pada hewan karnivora.

ORGAN PERUT
Hewan karnivora memiliki tingkat keasaman lambung sampai dengan 20 kali tingkat keasaman lambung herbivora. Tingkat asam yang tinggi ini memainkan peranan penting sebagai pembunuh bakteri-bakteri berbahaya yang terkandung pada daging. Pada kenyataannya, manusia memiliki tingkat keasaman lambung yang sama dengan herbivora sehingga mengonsumsi daging sama dengan memberi kesempatan pada bakteri dan virus tersebut untuk masuk ke dalam tubuh kita.

USUS
Hewan karnivora memiliki usus yang mulus seperti pipa silinder dan pendek (panjang usus karnivora rata-rata hanya 3x-6x panjang tubuhnya), sehingga daging
dapat lewat dengan lancar dan cepat. Sebaliknya usus herbivora dan manusia sangat panjang (rata-rata antara 10x-12x panjang tubuhnya), memiliki benjolan-benjolan  dan berkantong-kantong,sehingga tumbuhan yang kita makan mendapat
titik stop berkali-kali untuk penyerapan nutrisi yang optimal.
Mekanisme usus kita inilah yang menyebabkan daging tidak dapat keluar dengan cepat dari organ pencernaan kita, dan seringkali mengalami pembusukan di dalam usus. Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa hal ini adalah penyebab kanker usus dan banyak gangguan kesehatan lainnya. Racun yang dihasilkan dari proses pembusukan di dalam usus pada akhirnya dapat merambat ke seluruh tubuh karena usus merupakan organ yang melakukan penyerapan nutrisi.

Tanyakanlah pertanyaan ini pada diri Anda:
Bila manusia memang diciptakan untuk makan daging, mengapa konsumsi daging mengakibatkan gangguan kesehatan yang signifikan pada manusia? Sebaliknya seorang vegetarian yang makanannya hanya berbasis pada tumbuh-tumbuhan dan hidup selaras dengan tujuan penciptaan anatomi tubuhnya, hidup lebih sehat, baik secara fisik maupun mental?.”
Studi menemukan bahwa hewan karnivora dapat mengonsumsi kolesterol dan lemak hewani hingga 200 kali lebih banyak dari yang dikonsumsi manusia tanpa mengalami pengerasan pembuluh arteri seperti yang dialami manusia. Hewan karnivora memiliki kemampuan melakukan metabolisme lemak dan kolesterol yang
terkandung pada daging. Sebaliknya, lemak hewani dan kolesterol membuat manusia sakit.
Amerika Serikat adalah salah satu negara dengan konsumsi daging per kapita tertinggi di dunia, sebagai hasilnya:
Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu di sana, disusul oleh kanker dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh konsumsi daging lainnya.
Mungkin dengan otak kita yang cerdas, kita dapat memasak daging sebelum dimakan. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bakteri dan zat berbahaya pada daging tersebut dapat hilang dengan proses pemasakan. Dengan makan daging, kita meresikokan kesehatan kita dan orang-orang yang kita cintai pada penyakit-penyakit yang disebabkan virus, bakteri, atau substansi berbahaya pada daging lainnya.
Konsumsi daging juga terbukti meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, serta masih banyak penyakit-penyakit yang terkait dengan konsumsi produk hewani lainnya.


Dikutip dari:
Majalah Hidup Lebih Mulia halaman 7 yang di download dari

Referensi majalah:
erensi



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes