Rabu, 16 Mei 2012

Suara dan Vokal


Suara manusia merupakan instrumen yang telah ada sejak lahir mempunyai materi suara manusia itu sendiri, dan ini merupakan alat yang kemanapun seseorang itu pergi akan dibawanya dan dipergunakan baik dalam berbicara atau dalam musik vokal. Baik buruknya suara manusia tersebut tergantung pada keadaan dan kualitas materi suara.

Produksi suara

Alat musik seorang penyanyi ada pada tubuhnya sendiri yang  terdiri dari selaput suara atau pita suara sebagai sumber bunyi, badan dengan rongga kepala, kerongkongan, mulut, rongga perut, rongga dada diafragma. Suara yang bagus adalah hasil daripada cara pembentukan bunyi yang benar, sekaligus juga karena resonator yang baik. Dalam tubuh manusia terdapat beberapa tempat resonator yakni dada,mulut, hidung, kerongkongan dan kepala. Udara yang keluar akan menggetarkan pita suara dan melibatkan resonator turut bergetar sehingga menghasilkan bunyi.

Teknik Pernafasan
Pernafasan merupakan unsur penting dalam memproduksi suara. Tanpa pernafasan yang baik dan benar seseorang tidak dapat bernyanyi dengan baik.  

Jenis-jenis Pernafasan

Pernafasan dada
            Dengan cara mengisi udara dalam paru-paru bagian atas. Pernafasan ini sangat pendek dan tidak cocok untuk digunakan dalam vokal. 

Pernafasan Perut
Dengan cara membuat perut berongga besar sehingga udara luar dapat masuk. Pernafasan ini kurang efektif untuk vokal, karena udara dengan cepat dapat ke luar sehingga paru-paru menjadi lemah dan cepat letih. 

Penafasan Diafragma
Saat diafragma menegang atau lurus maka rongga dada dan rongga perut menjadi longgar dan “volume” menjadi bertambah. Volume yang bertambah ini  mengakibatkan tekanan berkurang sehingga udara dari luar dapat masuk ke paru-paru, dan nafas yang dikeluarkan dapat diatur secara sadar oleh diafragma dan otot-otot bagian samping kiri. Pernafasan ini paling cocok untuk bernyanyi karena dapat mengambil nafas sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan secara perlahan-lahan dan teratur.

Wilayah suara

Pada umumnya jenis suara orang dewasa terbagi atas Sopran, Alto, Tenor, dan Bas. Jenis suara perempuan yaitu Sopran dan Alto, sedangkan untuk jenis suara laki-laki yaitu Tenor dan Bas.   Sopran adalah suara tertinggi pada golongan perempuan. Sedangkan Alto adalah  nada yang mencakup suara terendah wanita dan nada suara tertinggi pria (antara sopran dan tenor). Selanjutnya, Tenor adalah jenis suara tertinggi untuk orang laki-laki. Sedangkan Bas adalah nada suara yang besar dan rendah.

Suara manusia dewasa :
  
 Perempuan
 Alto : F kecil – D2
 Mezzo sopran : A kecil – F2
 Sopran : C1 – A1

 Laki-laki :
 Tenor : C kecil – A1
Bariton : A kecil – F1
Bas : F bas – D1



Artikulasi atau pengucapan

Pengucapan kata harus tepat dan jelas, sebab bila kurang jelas akan menimbulkan pengertian yang salah. Pengucapan yang jelas dan baik akan membantu tercapainya keindahan suara dan kejernihan suara, berikut ini teknik berlatih artikulasi:

Menyanyi dengan benar akan menghasilkan suara dan lagu yang dibawakan dapat dinikmati, dalam berlatih bernyanyi disamping berlatih vokalisasi, kita sebaiknya juga melatih artikulasi.

Frasering
Dalam lagu ada yang disebut “frasering” yaitu panjang / pendeknya kalimat dan kesatuan arti. Adanya frasering ini akan memudahkan pengucapan dan pengungkapan makna.

Ekspresi/penjiwaan
Untuk menyanyikan sebuah lagu, seorang penyanyi harus menampilkan sesuatu yang menarik sesuai syair lagunya,  penjiwaan penyanyi ini disebut ekspresi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam vokal :
Memberikan pelemasan artinya sebelum mulai dengan vokal seluruh anggota badan harus lemas atau tidak boleh tegang, caranya dengan memberi olah raga kecil.

Pemanasan dengan pernafasan, intonasi, interval, tangganada mayor dan minor, melodi  pendek dan panjang, ucapan.

Gabungan antara praktek dan teori dalam bernyanyi dimulai vokalisi dan etude dari Concone, Vaccai, Keel dan Sieber.




Senin, 07 Mei 2012

Tanya jawab Tentang Vegetarian



Vegetarian, sebuah konsep kemanusiaan yang menimbulkan banyak pro dan kontra. Terdapat segudang pertanyaan mengenai konsep vegetarian ini. 

Berikut adalah kumpulan pertanyaan-pertanyaan umum seputar vegetarianisme yang sering ditanyakan disertai dengan jawabannya...

Bila anda mengatakan bahwa daging merugikan kesehatan, bukankah tumbuhan juga disemprot dengan pestisida?
Sebaliknya justru pestisida merupakan ancaman serius bagi konsumen daging, Daging mengandung  residu pestisida yang jumlahnya lebih tinggi daripada pestisida yang ditemui pada sayuran dan tidak bisa dibersihkan atau dihilangkan melalui proses pencucian seperti layaknya pada sayuran. Hal tersebut terjadi karena pestisida telah menyatu dengan jaringan lemak hewan-hewan yang memakan tumbuhan yang disemprot pestisida tersebut. Inspeksi yang dilakukan GAO (General Accounting Office) AS menemukan 143 jenis obat dan pestisida dalam daging. 42 diantaranya merupakan senyawa pemicu kanker, 20 jenis dapat mengakibatkan kecacatan bayi dalam kandungan, dan 6 jenis penyebab mutasi.

Bukankah kita membutuhkan protein?
Masalah kita yang sebenarnya sekarang ini adalah terlalu banyak protein, bukan kekurangan protein. Hampir semua makanan yang anda makan mengandung protein, kecuali anda hanya memakan junk food setiap harinya. Masih banyak sumber-sumber protein yang lebih sehat, misalnya tahu, tempe, roti gandum, oatmeal, kacang-kacangan, jamur, brokoli dan lain-lain.
Sebaliknya terlalu banyak protein, khususnya protein hewani dapat menyebabkan timbulnya kebocoran kalsium melalui air seni yang mana akan meningkatkan resiko osteoporosis. Selain itu terlalu banyak protein juga dapat memperberat kerja ginjal,  yang akhirnya menyebabkan penyakit ginjal.

Bukankah manusia bisa saja tetap makan daging dan tetap sehat?
Sistem pencernaan manusia sangat fleksibel dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Tentu saja manusia bisa mengkonsumsi sedikit daging dan tetap sehat. Tetapi bukankah tanpa daging sama sekali justru manusia bisa hidup dengan kesehatan prima? Sangat tidak pantas rasanya hanya untuk memuaskan sepotong
lidah kita ikut andil dalam perusakan planet ini serta menyebabkan kesakitan dan
kematian atas jutaan binatang setiap tahunnya.

Apa yang akan terjadi pada hewan ternak seperti ayam dan sapi jika semua orang bervegetarian? Bukankah mereka terus berkembang biak? Bukankah  dunia ini akan penuh hewan ternak jadinya?
Sangat tidak mungkin apabila seluruh umat manusia dapat berhenti memakan hewan hanya dalam semalam. Penambahan jumlah vegetarian dengan sendirinya
akan menurunkan permintaan daging di pasaran. Sejalan dengan hal itu, jumlah hewan yang diternak pun akan menurun secara bertahap. Dengan demikian, para
peternak akan mulai berhenti mengembangbiakkan ternaknya dan beralih kepada
aktivitas pertanian ataupun perdagangan lainnya.
Lagipula cepatnya perkembangbiakkan hewan ternak tidak lepas dari penggunaan bahan-bahan kimia dan obat-obatan. Tanpa penggunaan obat-obatan tersebut, pertumbuhan hewan ternak tidaklah secepat itu.

Katanya orang vegetarian lebih pendek dan kurus dari pemakan daging, benarkah hal ini?
Pertumbuhan tinggi dan kuatnya seseorang tidak dipengaruhi vegetarian atau tidak. Jika diet mereka seimbang, vegetarian ataupun tidak dapat tumbuh dengan tinggi dan kuat. Anda dapat melihat bahwa hewan-hewan besar seperti gajah, jerapah, sapi, dan lain-lain hanya makan sayur-sayuran dan buah-buahan. Mereka lebih kuat dari karnivora, sangat jinak dan bermanfaat bagi manusia. Sebaliknya hewan pemakan daging sangat buas dan tidak berguna. Bangsa Eskimo hampir selalu makan daging, apakah mereka lebih tinggi dan kuat? Tentu tidak! Bahkan penelitian menunjukkan bahwa umur rata-rata orang Eskimo pendek.

Binatang toh juga membunuh untuk makan. Apa salahnya bila kita juga membunuh ayam atau sapi untuk dimakan?
Hewan yang membunuh hewan lainnya tidaklah mempunyai pilihan lain. Mereka harus membunuh makanannya untuk bertahan hidup. Tetapi manusia berbeda. Manusia bisa memilih membunuh sapi untuk dimakan dagingnya atau memilih makan nasi, tempe, sayur,dan buah-buahan. Lagipula mengapa kita harus mengacu pada hewan dalam hal ini, bukankah kita menganggap binatang karnivora seperti singa, harimau, dan buaya buas karena mereka membunuh. Mengapa pula kita meniru sifat-sifat buas tersebut? Bukankah kita manusia yang katanya “berakal budi” dan lebih tinggi derajatnya dari hewan?

Bukankah tumbuhan juga bisa merasa sakit, dan anda telah menyiksanya dengan memakan mereka?
Tidak ada alasan untuk percaya bahwa mahluk hidup yang tidak memiliki sistem  saraf bisa merasa sakit. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa tumbuhan tidak memiliki sistem saraf. Berbeda dengan manusia dan hewan yang memiliki sistem saraf yang serupa, bahkan ikan sekalipun. Hal tersebut dapat terlihat dengan jelas ketika seekor sapi dan seorang  manusia yang akan memperlihatkan kesakitan ketika tersayat pisau misalnya.
Bila anda cukup jujur pada hati nurani anda, anda dapat langsung membandingkan bagaimana perasaan anda saat melihat seekor sapi yang meronta-ronta dan menangis dalam proses penjagalannya dibandingkan dengan melihat sepotong wortel yang sedang dicincang.
Tetapi ketiadaan saraf pada tumbuhan juga bukanlah alasan bagi kita untuk mengeksploitasi dan memperlakukan tumbuhan sesuka kita. Sudah menjadi kewajiban kita pula untuk menjaga keseimbangan alam ini dengan baik, bukan mengeksploitasinya untuk keuntungan kita sendiri.

Bukankah para peternak memberikan kandang yang melindungi ternaknya dari  cuaca yang buruk dan predator? Bahkan diberi makan dan minum. Apakah kondisi demikian tidak lebih baik dari kehidupan di alam liar?
Di masa lalu pedagang budak berargumen bahwa orang yang mereka perbudak lebih baik menjadi budak di masyarakat yang beragama dan berbudaya daripada memiliki kemerdekaan di hutan belantara yang kurang berbudaya. Apakah anda menyetujui hal itu? Peternak mengatakan binatangnya lebih menyukai makan tiga kali sehari daripada hidup di alam liar. Padahal istilah “liar” merupakah proyeksi  manusia atas daerah yang asing baginya. Liar menurut manusia tidaklah berarti liar bagi binatang di sana. Justru itulah rumah mereka.
Tidak logis bila kita berargumen manusia melindungi ternaknya dari predator. Justru kitalah predatornya! Bahkan manusia lebih buruk daripada predator di alam karena dengan segala “akal budinya” manusia dapat menciptakan sistem pengembangbiakan yang bahkan jauh lebih menyiksa hewan-hewan tersebut dalam waktu yang lama sampai akhirnya mereka dibunuh.

Tetapi tetap saja manusia tak bisa menghindari kenyataan dia melakukan pembunuhan secara sengaja. Bukankah petani membunuh hama dengan sengaja untuk melindungi hasil taninya. Lalu apa bedanya membunuh sapi untuk dimakan dengan membunuh hama untuk melindungi tanaman yang akan kita makan?
Katakanlah semua metode “tanpa kekerasan” untuk menghadapi hama sudah tidak efektif. Tidak ada lagi cara untuk menghalau mereka tanpa mencelakakan mereka. Tetapi tetap saja ada perbedaan jelas antara melindungi diri dan perbuatan yang secara sengaja menyebabkan kelahiran mahluk hidup (misalnya sapi) dan kemudian dibunuh untuk memuaskan nafsu lidah serta kebiasaan makan daging.
Katakanlah sekarang saya membunuh bakteri di dalam mulut saya untuk melindungi gigi saya dari kerusakan, apakah menurut anda perbuatan ini sama dengan membunuh seekor sapi? Seorang manusia waras tidak akan menyamakan perbuatan ini dengan pembunuhan di rumah jagal serta kekejaman industri ternak. Binatang dikebiri tanpa pembiusan, paruh dan cakar diiris dengan mesin supaya mereka tidak saling mematuk, anak-anak ayam jantan dibunuh dengan disegel dalam kantong plastik dan dibiarkan mati lemas. Sapi-sapi muda dibiarkan kelaparan supaya dagingnya empuk, dan lain sebagainya

Saya tidak membunuh hewan yang dagingnya saya makan.
Anda memang tidak membunuhnya, tapi mungkin anda tidak sadar bahwa anda menyewa penjagal untuk membunuh mereka. Penjagal berjualan daging karena adanya permintaan terhadap daging. Ketika membeli daging, itu sudah berarti pembunuhan dilakukan atas permintaan dan dibiayai dengan uang anda.

Bukankah kita adalah mahluk omnivora yang makan tumbuhan dan juga binatang?
Omnivora adalah predikat yang diberikan setelah melihat pola hidup manusia yang umumnya juga memakan hewan disamping tumbuhan. Tetapi pada dasarnya sudah banyak penelitian-penelitian yang membuktikan bahwa struktur organ pencernaan manusia mulai dari mulut sampai ke usus lebih cocok untuk menjadi pemakan tumbuh-tumbuhan.

Bagaimana? Sekarang anda lebih mengertikah mengenai konsep Vegetarian ataukah tidak?
Semuanya kami kembalikan kepada anda. Anda adalah manusia berakal yang dapat memilih jalan terbaik bagi anda dan bagi kehidupan dunia anda.  

Referensi:
Booklet Mewujudkan Surga Dunia melalui Cinta kasih halaman 22-24, yang di download dari http://hiduplebihmulia.wordpress.com dengan penambahan pada judul, pembukaan, dan penutup.

Herbivora atau Karnivora


Herbivora atau Karnivora
(Menyelamatkan Bumi) 
nimals.timduru.org
Manusia seringkali diklasifikasikan sebagai omnivora. Namun klasifikasi ini hanya merupakan hasil “observasi” (pengamatan) bahwa manusia pada umumnya memakan bermacam-macam jenis makanan dari hewan maupun tumbuhan. Tetapi bservasi bukanlah cara yang obyektif dan akurat untuk menentukan jenis diet  yang cocok untuk manusia. Cara yang lebih obyektif dan akurat adalah dengan meneliti anatomi dan ciri fisiologis manusia:


GIGI
Kita memang mempunyai taring, tetapi sebutan “taring” sebenarnya terlalu dipaksakan bila kita membandingkannya dengan apa yang disebut “taring” pada karnivora. Bila Anda cermati, seekor karnivora memiliki gigi taring yang sangat besar, tajam, dan mengarah ke depan untuk mencengkeram dan mengoyak daging mangsanya. Gigi taring kita begitu pendek dan tumpul, sama sekali tidak cocok untuk mengoyak daging.


MULUT
Rahang hewan pemakan daging dapat membuka sangat lebar, tetapi memiliki gerak menyamping yang sangat minim, sehingga memberi mereka stabilitas gigitan yang kuat. Sebaliknya, manusia dan herbivora memiliki rahang yang membuka tidak terlalu lebar, tetapi dapat bergerak ke depan-belakang, maupun ke kanan-kiri yang berguna untuk menggiling makanan dengan gigi geraham kita yang rata. Mekanisme ini pula yang dapat Anda temukan pada hewan pemamah biak seperti sapi yang juga mengunyah makanannya. Seekor karnivora tidak membutuhkan mekanisme mengunyah tersebut karena mereka langsung menelan daging yang mereka makan. Tentu terbayang oleh Anda bagaimana sulitnya menelan daging bulat-bulat bagi kita manusia.
Manusia dan herbivora juga mempunyai air liur yang mengandung enzim pencernaan untuk membantu proses prapencernaan tumbuh-tumbuhan. Enzim  ini tidak ditemukan pada hewan karnivora.

ORGAN PERUT
Hewan karnivora memiliki tingkat keasaman lambung sampai dengan 20 kali tingkat keasaman lambung herbivora. Tingkat asam yang tinggi ini memainkan peranan penting sebagai pembunuh bakteri-bakteri berbahaya yang terkandung pada daging. Pada kenyataannya, manusia memiliki tingkat keasaman lambung yang sama dengan herbivora sehingga mengonsumsi daging sama dengan memberi kesempatan pada bakteri dan virus tersebut untuk masuk ke dalam tubuh kita.

USUS
Hewan karnivora memiliki usus yang mulus seperti pipa silinder dan pendek (panjang usus karnivora rata-rata hanya 3x-6x panjang tubuhnya), sehingga daging
dapat lewat dengan lancar dan cepat. Sebaliknya usus herbivora dan manusia sangat panjang (rata-rata antara 10x-12x panjang tubuhnya), memiliki benjolan-benjolan  dan berkantong-kantong,sehingga tumbuhan yang kita makan mendapat
titik stop berkali-kali untuk penyerapan nutrisi yang optimal.
Mekanisme usus kita inilah yang menyebabkan daging tidak dapat keluar dengan cepat dari organ pencernaan kita, dan seringkali mengalami pembusukan di dalam usus. Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa hal ini adalah penyebab kanker usus dan banyak gangguan kesehatan lainnya. Racun yang dihasilkan dari proses pembusukan di dalam usus pada akhirnya dapat merambat ke seluruh tubuh karena usus merupakan organ yang melakukan penyerapan nutrisi.

Tanyakanlah pertanyaan ini pada diri Anda:
Bila manusia memang diciptakan untuk makan daging, mengapa konsumsi daging mengakibatkan gangguan kesehatan yang signifikan pada manusia? Sebaliknya seorang vegetarian yang makanannya hanya berbasis pada tumbuh-tumbuhan dan hidup selaras dengan tujuan penciptaan anatomi tubuhnya, hidup lebih sehat, baik secara fisik maupun mental?.”
Studi menemukan bahwa hewan karnivora dapat mengonsumsi kolesterol dan lemak hewani hingga 200 kali lebih banyak dari yang dikonsumsi manusia tanpa mengalami pengerasan pembuluh arteri seperti yang dialami manusia. Hewan karnivora memiliki kemampuan melakukan metabolisme lemak dan kolesterol yang
terkandung pada daging. Sebaliknya, lemak hewani dan kolesterol membuat manusia sakit.
Amerika Serikat adalah salah satu negara dengan konsumsi daging per kapita tertinggi di dunia, sebagai hasilnya:
Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu di sana, disusul oleh kanker dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh konsumsi daging lainnya.
Mungkin dengan otak kita yang cerdas, kita dapat memasak daging sebelum dimakan. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bakteri dan zat berbahaya pada daging tersebut dapat hilang dengan proses pemasakan. Dengan makan daging, kita meresikokan kesehatan kita dan orang-orang yang kita cintai pada penyakit-penyakit yang disebabkan virus, bakteri, atau substansi berbahaya pada daging lainnya.
Konsumsi daging juga terbukti meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, serta masih banyak penyakit-penyakit yang terkait dengan konsumsi produk hewani lainnya.


Dikutip dari:
Majalah Hidup Lebih Mulia halaman 7 yang di download dari

Referensi majalah:
erensi



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes