Assalamu alaikum Wr. Wb
Hallo sahabat sekalian, dalam postingan ini saya akan berbagi hal tentang akidah (keimanan) dan tingkatan akidah itu sendiri. Mungkin temen-temen sekalian sudah sering mendengar istilah yang satu ini. Yups, istilah akidah memang sering didengungkan oleh penceramah di mana-mana. Namun, tahukan temen-temen sebenarnya yang dimaksud akidah itu apa? dan bagaimanakah tingkatan akidah seseorang sehingga orang tersebut disebut memiliki akidah (keimanan) yang masih lemah atau sudah kuat?. Nah, lo penasaran silahkan dibaca postingannya, semoga bermanfaat. Selamat membaca... :D
Secara bahasa, Akidah berasal dari kata Aqada yang artinya ikatan dua utas tali dalam satu buhul sehingga menjadi tersambung. Kata Aqada berarti pula janji, karena janji merupakan ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Sedangkan secara istilah akidah diartikan sebagai sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Akidah atau iman yang dimiliki oleh seseorang tidak selalu
sama bobot dan tingkatannya dengan iman yang dimiliki oleh otrang lain. Akidah
memiliki tingkatan-tingkatan tertentu tergantung kepada upaya orang itu sebab
iman pada dasarnya berkembang. Iman bisa tumbuh subur atau sebaliknya. Alau
tidak dipelhara, iman akan berkurang, mengecil atau hilang sama sekali.
Tingkatan akidah ada empat macam sebagai berikut.
Tingkat taklid
Tingkat akidah yang sumber keyakinannya didasarkan atas pendapat orang yang diikutinya tanpa dipikirkan lagi.
Tingkat ilmul yakin
Tingkat keyakinan yang didasarkan atas bukti dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara objek keyakinan dan dalil yang diperolehnya sehingga memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau dalil-dalil lain yang lebih rasional dan lebih mendalam.
Tingkat ‘ainul yakin
Tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah, dan mendalam sehingga mampu membuktikan hubungan antara objek keyakinan dan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap sanggahan-sanggahan yang datang sehingga tidak mungkin terkecoh oleh argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya.
Tingkat haqqul yakin
Referensi:
Tingkat keyakinan yang disamping didasarkan pada dalil-dalil rasional, ilmiah dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan antara objek keyakinan dan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional dan selanjutnya dapat menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman agamanya.
Taufiq, Ahmad dkk. 2012. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Berbasis Agama Islam. Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan UPT MKU PAI UNS.
0 komentar:
Posting Komentar